Wednesday 22 May 2013

gerhana 17

BAGAI BATU SANG REMBULAN
@ari_flowera
23-mei-2013
Pesisir pantai nan indah di sore hari mulai lesu
Ku tapaki jalur buih-buih ombak tak menentu
Alirannya merasuk hingga ke ulu hati
Sungguh realita yang  hampir layak terjadi
Keras, rumit, membingungkan, kadang tak mungkin
Hampir skakmat terjadi, tetap saja masih ada celah
Rupiah memang menggiurkan
Aku bagian dari mayoritas, namun terasa minoritas
Apa karena mata uang itu tak pernah mau berpihak padaku?
Jawabannya benar, sebenar satu ditambah satu sama dengan dua
Merah putih memang berkibar
Tapi dimataku, itu adalah kibaran derita yang penuh noda
Dia menangis karena kesuciannya telah direnggut,
Dia menangis karena keberaniannya telah dibayar
Hingga aku tak mau lagi menyebut pantai itu indah
Karena begitu keras, rumit, dan membingungkan
Seganap gejolak jiwa muda mengalir dalam darahku
Alirannya berderai bagai daun berguguran
Membawa benih-benih pelopor masa depan
Apakah dia seorang pemuda?
Ya, benar.
Siapa kebaiakan dunia? Pemuda
Siapa pahlawan dunia? Pemuda
Siapa yang akan merubah dunia? Pemuda
Dimana harapan terpikul? Pemuda
Dimana masa depan ditentukan? Pemuda
Pemuda! Kembalikan keindahan pantai dengan senimu
Kembalikan keberanian merah dengan kekuatanmu
Kembalikan kesucian putih dengan agamamu
Kembalikan kibarnya  dengan mimpi-mimpi yang Tuhan peluk untuk dirimu.
KISAH INI BAGAI BATU SANG REMBULAN

No comments:

Post a Comment